Malam minggu, kami sepakat untuk menikmati waktu dengan keluar sejenak, tak jauh namun cukup asik. Tertujulah kami ke alun-alun Jember, tempat di mana suasana kota berpadu dengan hiruk-pikuk pedagang kaki lima dan orang-orang yang berlalu lalang. Di sini, warga menikmati suasana gemerlap, banyak pejalan kaki mengitari.
Alun-alun ini adalah pusat kota bagi warga Jember. Di sekelilingnya, berdiri kokoh bangunan-bangunan penting—bank, kantor pos, kantor pemerintahan daerah, hingga Masjid Jami yang ikonik, melengkapi wajah kota dengan sentuhan sejarah dan modernitas.
Namun, kami tidak mengitari alun-alun seperti kebanyakan pengunjung. Malam itu, kami memilih duduk di kursi logam outdoor yang terpasang menghadap salah satu bank BUMN. Angin malam berembus pelan, membawa aroma khas kota yang mulai larut dalam gelapnya malam.
Sebagai pembuka, NFC Red kami keluarkan. Asap tembakau yang lembut berpadu taste cengkeh tipis berbaur dengan udara malam, mengawali obrolan santai yang semakin rapat. Tak lama, Zakera Piramid menjadi penutup yang sempurna, menegaskan momen malam minggu ini dengan rasa yang khas. Di tengah suasana yang kian larut, remaja masih tampak berbaur, menikmati waktu dengan caranya masing-masing.
Saat waktu semakin malam, kami pun beranjak pulang. Malam yang sederhana, namun terasa tuntas dengan kepulan tembakau yang menyatu dengan aroma kopi tak jauh dengan kedai dan angin kota. Sebuah malam yang berkesan, di sudut kota yang tak pernah kehilangan pesonanya.