Menelusuri Gudang Pengeringan Tembakau di Ajung: Sebuah Perjalanan Rasa dan Tradisi

Siang ini, untuk kesekian kalinya aku dan suami kembali mengunjungi gudang pengeringan tembakau atau yang lebih dikenal tobacco barn di Desa Ajung. Perjalanan ini bukan sekadar jalan-jalan biasa, tapi juga kesempatan untuk menikmati suasana khas paska panen sambil menyeruput kopi dan menikmati cerutu. Ada sesuatu yang selalu menarik di tempat ini—sebuah ketertataan yang menandakan bahwa gudang ini dibangun dengan perencanaan matang dan anggaran yang lebih dari cukup. Jika dibandingkan dengan gudang pengeringan tembakau lain, tempat ini terasa lebih istimewa, baik dari segi luasannya maupun tata letaknya.

Mengikuti dinamika kerja orang-orang pertembakauan selalu menyenangkan. Di dalam gudang, aku menyaksikan ibu-ibu bekerja dengan penuh semangat dan ketelitian. Mereka dengan sabar dan cekatan menyujen lembaran daun tembakau yang masih basah—suatu teknik merajut daun yang menjadi bagian penting dalam proses pengeringan. Setelah proses ini, daun-daun tersebut akan digantung dan dibiarkan mengering selama kurang lebih 21 hari. Melihat mereka bekerja dengan begitu ulet dan tangguh membuatku semakin mengapresiasi warisan budaya tembakau yang terus bertahan.

Setelah melalui proses pengeringan, daun-daun tembakau akan diikat sesuai dengan kualitasnya. Salah satu jenis daun yang paling premium adalah daun pocok—daun yang berasal dari bagian atas tanaman tembakau. Daun ini memiliki karakteristik terbaik untuk digunakan sebagai wrapper dalam pembuatan cerutu berkualitas tinggi. Tidak sembarang tembakau bisa menghasilkan daun pocok berkualitas, hanya tembakau yang ditanam di kebun waring atau grown shade tobacco yang bisa memberikan hasil optimal.

Kunjungan ke gudang pengeringan tembakau ini selalu memberikanku wawasan baru dan rasa syukur. Tembakau tidak hanya menjadi komoditas, tetapi juga menghidupkan begitu banyak orang—dari petani, pekerja gudang, hingga para penikmatnya. Di balik kepulan asap cerutu dan aroma khas tembakau yang menguar di udara, ada kerja keras, tradisi, dan kehidupan yang terus berputar.

Aku pulang dengan perasaan penuh kagum dan apresiasi, berharap industri tembakau terus hidup dan menghidupi masyarakat. Setiap helai daun yang kering di dalam gudang ini menyimpan cerita panjang tentang kerja keras dan dedikasi, sebuah tradisi yang tetap bertahan di tengah perubahan zaman.

1

Article Writter By

debako

Dekatkan tembakau dan kopi

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *