Nostalgia Toko Buku

Lama tidak menjejakkan kaki di toko buku, ada sesuatu yang terasa hilang. Barangkali seperti perokok yang mendadak kehilangan asbak favoritnya—sebuah ruang kecil yang tampaknya sepele, tetapi menyimpan kenikmatan dan kebiasaan yang terlalu akrab untuk diabaikan begitu saja.

Dulu, toko buku adalah tempat pelarian. Tempat otak diisi ulang, tempat hati beristirahat dari kebisingan dunia. Ada sesuatu yang menenangkan dalam ritual menyusuri rak demi rak, menyentuh sampul buku, membaui aroma khas kertas yang belum tersentuh debu waktu. Seperti tembakau yang baru dijemur, ada kesegaran yang sulit dijelaskan, ada kenikmatan yang tak bisa digantikan sekadar dengan layar digital.

Di antara tumpukan buku, aku sering menemukan kejutan-kejutan kecil. Novel roman sejarah selalu jadi buruan, dan nama Iksaka Banu seperti tanda bagi kisah yang layak diselami. “Sang Raja” adalah satu di antaranya, mengisahkan kejayaan dan tragedi bisnis tembakau dan rokok dari masa kolonial hingga kemerdekaan. Cerita yang membaui sejarah, seperti daun tembakau yang menyimpan perjalanan panjang sebelum akhirnya menggulung menjadi lintingan di jari-jari perokok yang setia. Lalu ada “Rasina,” membawa kita ke era VOC, saat hidup penuh tipu muslihat dan perjuangan diam-diam yang tak tercatat di lembar-lembar sejarah resmi.

Kini, kebiasaan itu mulai tergeser. Bukan karena tak ada lagi yang ingin kubaca, tetapi waktu seperti berkonspirasi mengalihkan perhatian pada hal-hal lain. Dulu aku kutu buku, kini aku lebih banyak bertemu dengan kutu tembakau—Lazioderma yang rakus melahap wrapper cerutu awalnya sampai menembus ke dalam filler. Begitulah treatmentnya, sebagai penyedia cerutu Indonesia.

Semoga aku tak berubah menjadi kutu kupret, terlalu sibuk dengan dunia hingga lupa menyelami hikayat yang tertulis di balik lembaran kertas. Tapi mungkin, sesekali, aku harus kembali. Mencari buku yang belum sempat kubaca, menghirup lagi aroma toko buku yang mulai sepi dikunjungi, dan menemukan kembali bagian dari diriku yang tertinggal di antara rak-rak buku di sudut bagian genre yang tak populer.

1

Article Writter By

debako

Dekatkan tembakau dan kopi
  1. Audry

    I enjoy how your words authentically reflects your distinct character. It makes me feel connected to you.

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *