Sam – A Tour Guide Story

Written by Walkwithan

Aku pertama kali mengenal Sam sekitar tahun 2007 di Bondowoso. Di daerah, wisata alam khususnya ke kawah Ijen belum seramai sekarang. Untuk mendapatkan tamu tak jarang kami mendekati ke hotel, home stay bahkan on the spot ke lokasi seperti di Paltuding, basecamp pendakian ke Kawah Ijen. Ketika itu aku juga sebagai tour guide dengan destinasi Bromo, Ijen, plantation tour, photography and documentary tour dan beberapa customize tour lainnya. Berikut kisah Sam, seorang english speaking tour guide from East java.

Merintis dari Terminal, Hotel untuk Trip Kawah Ijen (1998 – 2010)

Perjalanan Sam sebagai pemandu wisata dimulai pada tahun 1998. Saat itu, industri pariwisata Bondowoso belum marak seperti sekarang dengan kemudahan jalur media sosial dan penunjuk navigasi google map. Sam mendapatkan kesempatan pertamanya untuk membawa tamu dalam tur satu hari (one day trip) dari Hotel Palm menuju Kawah Ijen. Biasanya tur dimulai sejak pukul 5 pagi dari hotel dan selesai sore hari.

Selama sekitar 10 tahun pertama, Sam fokus melayani wisatawan Eropa yang menginap di beberapa hotel di Bondowoso. Ia menawarkan paket tur ke Ijen secara langsung — bertemu calon tamu di terminal pada malam hari, menjelaskan rencana perjalanan, estimasi waktu tempuh, dan pengalaman yang akan mereka dapatkan. Tidak ada sistem online, brosur, atau agen resmi; semua dijalankan secara personal dan spontan.

Tantangan terbesarnya saat itu adalah transportasi. Infrastruktur jalan menuju Paltuding masih rusak jalan berbatuan. Sam belum memiliki jaringan atau armada sendiri, sehingga ia harus mencari transportasi seadanya hingga larut malam. Kadang ia menggunakan mobil carry, pickup, bahkan motor. Mobil “terbaik” saat itu adalah Panther SUV, yang dianggap sudah sangat layak untuk medan terjal dan mendaki menuju Paltuding.

Setiap tur memiliki nuansa petualangan tersendiri. Wisatawan biasanya menginap 2–3 malam di Bondowoso, bukan sekadar transit seperti saat ini. Dalam perjalanan, Sam sering menawarkan pemberhentian tambahan, seperti di kebun kopi Arabika atau hutan-hutan di sekitar jalur kaldera Ijen yang sangat luas. Pengalaman tur era itu tanpa atraksi blue fire seperti sekarang — wisatawan langsung menuju area penambangan belerang untuk menyaksikan aktivitas para penambang tradisional di dasar kawah bagi yang siap dan fit, namun dapat juga sampai pada bibir kawah saja sangat mencengangkan.

Selama bertahun-tahun, Sam menjalani profesi ini dengan fee yang sederhana, lebih mengandalkan semangat dan relasi daripada fasilitas profesional. Ia benar-benar berangkat dari skill speaking english dan kebugaran fisiknya sambil ia membangun jaringan sedikit demi sedikit. Tahun 2008 menjadi titik perubahan: seorang teman membantunya membuatkan email dan akun Facebook era awal terbukanya pintu sosial media. Inilah langkah awal Sam mulai membuka diri pada dunia digital dan merintis koneksi dengan wisatawan secara lebih luas.

Dari Pemandu Lokal ke Jaringan Internasional (2010–2025)

Tahun 2010 menjadi titik balik penting dalam perjalanan Sam sebagai pemandu wisata. Setelah lebih dari satu dekade fokus melayani tur ke Kawah Ijen dan sekitarnya dengan transportasi memadai, ia mulai memperluas jaringannya. Berbekal email, akun Facebook, IG dan relasi tamu, Sam mulai membuka layanan tur lintas daerah — kisah overland tour dimulai …

Tamu pertamanya dalam format tur panjang ini datang dari Perancis: sepasang wisatawan yang menghubunginya lewat email. Selama 15 hari, mereka melakukan perjalanan dari Yogyakarta, mengeksplorasi Borobudur dan Prambanan, melintasi Trowulan, Bromo, hingga Ijen, dan berakhir di Bali. Dari sinilah nama Sam mulai menyebar lebih luas, terutama melalui rekomendasi review bintang 5 dan forum wisata internasional.

Di era sebelum Internet dan online communication berkembang pesat, Sam mengandalkan guidebook populer seperti Lonely Planet dan versi Perancis-Belgia, Lengua de Ruta. Informasi kontak dan profilnya tercantum di sana, membuat banyak wisatawan Eropa (terutama Perancis, Belgia, Inggris, dan Jerman) langsung menghubunginya melalui email atau Facebook Messenger. Setiap perjalanan menjadi peluang untuk memperluas koneksi.

Sekitar tahun 2015–2017, jaringan Sam meluas ke Eropa Timur. Awalnya ia menerima tamu dari Ceko dan Polandia, lalu pada 2017 mulai dikenal di kalangan wisatawan Rusia. Titik pentingnya adalah ketika ia bertemu dengan Michael Frobaev, seorang fotografer sekaligus pemilik travel Rusia. Kerja sama dengan Michael mempertemukan Sam dengan rombongan-rombongan tur Rusia yang rutin melakukan tur Jawa–Bali–Labuan Bajo.

Selain itu, pengalaman berkesan juga datang dari tamu Rusia lainnya, Dimitri dan Elena Bogrova, yang menawarkan untuk memuat profil Sam di forum wisata terbesar Rusia. Termasuk Winski teman semasa sekolah Elena, sosok traveler dari Rusia yang mempopulerkannya. Beberapa tahun kemudian, Winski datang ke Bondowoso dan melakukan tur bersama Sam. Sejak saat itu, banyak wisatawan Rusia menemukan dan menghubungi Sam melalui profilnya di forum tersebut. Bahkan, beberapa tamu datang langsung dengan gaya backpacker, privat tour, tanpa agen perantara.

Hubungan ini tidak berhenti di akhir tur. Banyak tamu yang tetap berinteraksi melalui media sosial — menyukai unggahan Sam, berkomentar, bahkan merekomendasikan jasanya ke teman-teman mereka. Beberapa di antaranya menawarkan peluang kerja sama, seperti pengiriman green bean dan raw material ke Rusia pada 2017.

Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *